Selasa, 22 April 2014
Celebration of the 96
SEJARAH TRAGEDI HILLSBOROUGH
"JUSTICE FOR THE 96"
Hillsborough, Sheffield 15 April 1989.....Sekitar
15.000 suporter travelling fans berangkat lebih awal dari Liverpool dan
berbondong-bondong menuju stadion Hillsborough, Sheffield. Mereka datang guna
mendukung Liverpool yang akan segera menjalani partai semifinal piala FA 1989
menghadapi Nottingham Forest. Sabtu pagi yang cerah membawa atmosfer yang bagus
dan semangat menggelora ditunjukkan para suporter untuk. Mereka tak
mempedulikan bagaimana cara mereka datang ke Sheffield. Apakah menggunakan bus
atau kereta api. mendukung Liverpool. Yang pasti semua supporter
menggambarkan hari sabtu itu seperti hari karnaval. Hari itu, semua jiwa
bersatu untuk mendukung Liverpool. Namun nampakanya semua akan berubah hanya
dalam 1 jam saja..... Liverpool pada saat itu diprediksikan akan dapat
mengalahkan Nottingham Forest yang menjadi pesakitan tahun sebelumnya di tempat
yang sama. Tiket pertandingan di Hillsborough yang biasanya tidak terjual
habis, khusus hari itu, Liverpool yang menjadi alasan tiket terjual habis.
Namun kacaunya panitia tidak memperhitungkan jumlah fans Liverpool yang datang
dengan tempat di mana supporter Liverpool kelak ditempatkan. Tempat di mana
akan menjadi saksi sejarah tragedi sepakbola terbesar di Inggris. “ ladang
kematian“ bernama " The Lapping Lane ". Panitia mengalokasikan kapasitas
tempat untuk 14.000 ribu tribun berdiri di lapping lane yang notabene
satu-satunya tribun kecil di sana. Yang lebih tidak masuk akal lagi, Polisi
memilih memilih Spion Kop End yang memuat sekitar 21.000 orang untuk menampung
supporter Nottingham. Logikanya, Daya tarik pertandingan tersebut ditujukkan
untuk fans Liverpool, namun polisi lebih memilih " mengamakan "
suporter Nottingham. Otomatis, salah persepsi para petugas keamana dan panitia
setempat menjadi awal bencanannya. Suporter datang dengan jumlah yg sangat
besar.
The Lapping lane hanya mampu memuat sekitar 14,600 orang namun hari itu
jumlah suporter yang datang sudah di luar perkiraan. Pukul 2 pm para suporter
kedua belah kubu mulai berdatangan dalam jumlah besar dengan kawalan polisi
berkuda setempat.
Kerumunan supporter menjadi alasan polisi setempat memperketat keamanan
di sekitar stadion dan mengambil alih pengawasan para suporter. Pukul 2.30 pm ,
kerumunan sekitar pagar masuk semakin meluap saat turnstile (pintu masuk
berputar) dibuka. Aliran supporter Liverpool dengan jumlah besar masuk bagaikan
longsoran manusia dan segera menempati tribun tersebut. Bisa dibayangkan 10.000
orang mengalir masuk ke dalam The Lapping Lane dengan hanya menyediakan 3
gerbang masuk dan 7 pintu masuk putar. Dipastikan ini sangat tidak
kemanusiawian yang dapat mendeskripsikan keadaan saat itu dengan keadaan
stadion yang penuh sesak dan pengap. Suporter Liverpool yang masih tertinggal
diluar sekitar 2000-5000 orang berusaha merengsek masuk ke dalam stadion. diantaranya
tanpa tiket. Menurut pengakuan petugas keamanan yang bertugas di luar stadion
mengganggap desakan para supporter Liverpool masuk ke dalam stadion disebabkan
karena banyak dari mereka yang dalam pengaruh alkohol dalam jumlah besar. Hal
tersebut yang menjadi acuan utama para penyelidik untuk mengamati kronologi
kejadian tersebut dan sebagai barang bukti utamanya. Namun pada akhirnya
semuanya akan dibantah dan sangat tidak rasional saat semua suporter yg sangat
antusias dituduh dalam pengaruh alkohol. Lanjut ke TKP, mendengar volume
manusia yang berusaha masuk kedalam stadion semakin menggila dan untuk
mengantisipasi jatuhnya korban, Inspektur Marshal di sana yang hari itu
bertugas,David Duckenfield memerintahakn untuk membuka gerbang C dimana sektor 3
dan 4 berada. Sektor 3 dan 4 yang saat itu sudah penuh sesak dengan fans yang
sudah berada di dalamnya sebelumnya. Akibatnya " Fatal Crush "
terjadi.....
Sebelum Duckenfield mampu memerintahkan official untuk menunda kick
off, Aliran manusia dalam jumlah besar masuk tanpa mampu dihentikan. .Aliran
manusia mengalir deras masuk ke gerbang C dan memenuhi blok tiga dan empat yang
sudah dipenuhi oleh fans sebelumnya. Para supporter yang berada di kedua blok
tersebut terdesak ke depan dan terjempit di antara pagar pembatas “ ladang
kematian “ tersebut. Keputusan Duckenfield untuk membuka gerbang C sangat fatal
akibatnya. Keputusan dia sangat terburu-buru. Logikanya... Seharusnya sebelum
Duckenfield memutuskan untuk membuka gerbang C, dia harus meminta konfirmasi
petugas yang berada di blok 3 dan 4 apakah kedua blok tersebut mampu menampung
tambahan supporter atau tidak, namun semuanya terlambat.
Akibatnya 96 fans Liverpool tewas terjepit, terinjak dan kehabisan
oksigen di dalam ladang kematian tersebut. Rincian korbannya: 89 suporter pria
dan 7 perempuan meninggal di tempat kejadian dan saat di bawa ke
hospital.Sepertiga dari korban meninggal berumur 20 tahun. Korban termuda
adalah seorang anak laki-laki berumur 10 tahun bernama Jon Paul Gihooley yang
merupakan sepupu Steven Gerrard. Korban meninggal banyak ditemukan di blok 3
dan korban injury banyak di temukan di sektor 3 dan sebagian sektor 4. Sekitar
730 di dalam dan 36 suporter di luar stadion menderita cedera ringan hingga
parah seperti brain malfunction(kekurangan oksigen). Kisah memilukan terjadi
kepada salah satu korban yang terakhir meninggal, Tony Bland.... Tony Bland
merupakan korban selamat yang meninggal 3 tahun setelah kejadian. Dia mengalami
kerusakan otak parah akibat kekurangan oksigen saat terjepit diantara para
fans. Tony Bland mengalami kerusakan otak yang memaksa dia hidup dalam setengah
koma selama 3 tahun di rumah sakit. Pada 3 March 1993 dia meninggal di hospital
atas kesepakatam pihak keluarganya dan para doktor melalui cara " dipaksa
meninggal " dan dia menjadi korban meninggal yang ke 96 dalam tragedy
tersebut. Dia merupakan pasien pertama di Inggris yang diperbolehkan meninggal
oleh hukum Inggris. Dia meninggal dengan cara asupan gizinya dihentikan.
Kegagalan polisi dalam mengontrol laju aliran para supporter dinilai
sebagai penyebab utama tragedi tersebut. Penyilidkan mengenai penyebab2 tragedi
Hillsborough terjadi segera dilakukan oleh kepolisian Inggris. Sampai keluar
hasil penyelidikan yg disebut " Taylor Inquiry ". Taylor Inquiry adalah
hasil penyelidikan yg diputuskan oleh hakim Taylor. Sampai keluar hasil
penyelidikan yg disebut " Taylor Inquiry ". Taylor Inquiry adalah
hasil penyelidikan yg diputuskan oleh hakim Taylor
1. Kegagalan polisi untuk mencegah dan memotong aliran manusia di
Gerbang C sesaat sebelum kejadian
2. Sektor 3 dan 4 nyatanya telah penuh sebelum aliran
tambahan manusia dari gerbang C masuk
3. Ukuran pintu masuk
di gerbang parimeter terlalu kecil menyebabkan usaha penyelamatan terhambat yg
menyebabkan banyak korban tewas. Gerbang C nyatanya gerbang yang diperuntukka
sebagai pintu keluar stadion. So, alasan membuka gerbang C karena untuk
menghindari tragedi sangatlah tidak diperkenankan dalam situasi tersebut
Akibat dari tragedi Hillsborough ini, tribun berdiri di seluruh stadion
di Inggris tidak boleh diperkenankan lagi. Nah dari situlah, The Kop End
Classic harus diruntuhkan dan digantikan tribun yang lebih layak. Citra buruk
suporter mulai menguat sesudah tragedi Hillsborough terjadi, pelakunya The Sun
yang menurunkan 3 subjudul kontroversi. Beberapa jam setelah tragedi terjadi,
The Sun menurunkan sebuah headline controversial dengan 3 subjudul berita yang
benar-benar menghancurkan hati para keluarga korban, di saat seharusnya mereka
membaca berita yg bisa menghilangkan kesedihan serta trauma yg mendalam. 3
subjudul tersebut berisikan 3 tuduhan pewarta The Sun yang " katanya
" menyaksikan langsung kejadian tersebut. Isinya:
1. Fans Liverpool mengencingi para polisi yang sedang bertugas
2. Beberapa fans Liverpool menguntili barang-barang milik korban
3. Beberapa fans Liverpool menghalangi para petugas medis untuk
memberikan pertolongan kepada korban
Ketiga subjudul tersebut memojokkan para suporter Liverpool dan melukai
keluarga para korban meninggal di Hillsborough dan membuat marah semua yang
merasa terkait dengan tragedy tersebut. Orang yang menurunkan headline tersebut
yang merupakan editor The Sun sendiri adalah Kevin MacKenzie. Saat itu juga The
Sun diboikot sama warga satu kota Liverpool dan menjadi media baca yang
diharamkan di kota Liverpool dan sekitarnya. 3 bulan setelah kejadian headline
itu, editor biadab The Sun, Kelvin MacKenzie mengaku terjadi kesalahan terhadap
3 sub judul tersebut. Namun nasi sudah menjadi bubur dan non sense juga judul
itu mereka klaim terdapat kekeliruan di dalam headline tersebut namun
sepertinya respon tersebut hanya digunakan mereka sebagai alasan untuk menghilangkan
jejak dari kasus ini. Si Kelvin hanya meminta maaf secara personal saja, The
Sun-nya pun masih menganggap mereka tak bersalah yang membuat fans Liverpool
geram. 15 tahun kemudian tepat 7 Juli 2004. The Sun akhirnya meminta maaf
keseluruh keluaraga para korban dan masyarakat Liverpool atas headline
kontorvesial tersebut . Permintaan maaf terbuka The Sun sama sekali tidak
direspon oleh para keluarga korban dan fans LFC, mereka tetap menganggap the
Sun " haram "haram"haram.
Untuk mengenang para korban, Masyarakat Inggris nyatanya punya bentuk
empati yang sangat besar. Sebagai bentuk belasungkawa mereka, beberapa monumen
peringatan tragedi Hillsborough dibuat beberapa tahun setelah kejadian tersebut
antara lain:
1. Dua obor api di lambang Liverpool ini untuk melambangkan ke 96
korban meninggal di Hillsborough
2. Monumen yang berisikan nama-nama para korban tragedi
Hillsborough di samping Shanklu Gate
3. Sebuah batu pahatan di katredal anglican Liverpool yang
berisikan tulisan " Hillsborough, YNWA "
4. Batu nisan yang bertuliskan ucapan bela sungkawa di
persimpangan jalan antara Middlewood Road, Leppings Lane and Wadsley Lane
Inilah 96 nama brother and sister yang gugur di The Lapping
Lane, Hillsborough:
John Alfred Anderson (62), Colin Mark Ashcroft (19), James Gary
Aspinall (18), Kester Roger Marcus Ball (16), Gerard Bernard Patrick Baron
(67), Simon Bell (17), Barry Sidney Bennett (26), David John Benson (22), David
William Birtle (22), Tony Bland (22), Paul David Brady (21), Simon Bell (17),
Barry Sidney Bennett (26), David John Benson (22), David William Birtle (22),
Tony Bland (22), Paul David Brady (21), Andrew Mark Brookes (26), Carl Brown
(18), David Steven Brown (25), Henry Thomas Burke (47), Peter Andrew Burkett
(24), Paul William Carlile(19), Gary Christopher Church (19), Joseph Clark
(29), Paul Clark (18), Gary Collins (22), Stephen Paul Copoc (20), Tracey
Elizabeth Cox (23), James Philip Delaney (19), Christopher Barry Devonside
(18), Christopher Edwards (29), Vincent Michael Fitzsimmons (34), Thomas Steven
Fox (21), Jon-Paul Gilhooley *Stevie G's cousin (10), Barry Glover (27), Ian
Thomas Glover (20), Derrick George Godwin (24), Roy Harry Hamilton (34), Philip
Hammond (14), Eric Hankin (33), Gary Harrison (27), Stephen Francis Harrison
(31), Peter Andrew Harrison (15), David Hawley (39), James Robert Hennessy
(29), Paul Anthony Hewitson (26), Carl Darren Hewitt (17), Nicholas Michael
Hewitt (16), Sarah Louise Hicks (19), Victoria Jane Hicks (15), Gordon Rodney
Horn (20), Arthur Horrocks (41),Thomas Howard (39), Thomas Anthony Howard (14),
Eric George Hughes (42), Alan Johnston (29), Christine Anne Jones (27), Gary
Philip Jones(18), Richard Jones (25), Nicholas Peter Joynes(27), Anthony Peter
Kelly(29), Michael David Kelly (38), Carl David Lewis (18), David William
Mather (19), Brian Christopher Mathews (38), Francis Joseph McAllister (27),
John McBrien (18) Marion Hazel McCabe (21), Joseph Daniel McCarthy (21), Peter
McDonnell (21), Alan McGlone (28), Keith McGrath (17), Paul Brian Murray (14) ,Lee
Nicol (14), Stephen Francis O'Neill (17), Jonathon Owens (18), William Roy
Pemberton (23), Carl William Rimmer (21), Graham John Roberts (24), Steven
Joseph Robinson (17), Henry Charles Rogers (17), Colin Andrew Hugh William
Sefton (23), Inger Shah(38), Paula Ann Smith(26), Adam Edward Spearritt (14),
Philip John Steele (15), David Leonard Thomas (23), Patrick John Thompson(35),
Peter Reuben Thompson (30), Stuart Paul William Thompson (17), Peter Francis
Tootle (21), Christopher James Traynor (26), Martin Kevin Traynor (16), Kevin
Tyrrell (15), Colin Wafer (19), Ian David Whelan (19), Martin Kenneth Wild
(29), Kevin Daniel Williams (15), Graham John Wright (17)
Apa yang tertulis di sini adalah sejarah Hillsborough.
Tetapi sejarah ini adalah sejarah untuk saat ini. Ini tidak akan berakhir di
sini karena keluarga para korban Hillsborough akan terus berjuang untuk
keadilan demi brother and sister yang gugur di Hillsborough
Justice has never been done but their memory will carry on
Sumebr : 90% dari @IndoStevieG
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar